DalamSurah Ali Imran ayat 54 Allah SWT berfirman bahawa ‘wa makaru wa makarallah, wallahu khairul makirin’ (mereka merancang dan Allah juga merancang, dan Allah sebaik-baik perancang) yang merujuk kepada rancangan (konspirasi) Quraisy untuk membunuh Rasulullah s.a.w. yang telah berjaya dipatahkan.
UstadzJunaidi Sahal pun menjawab, Wama karu wama karallahu wallahu khairul makirin. Mereka merancang dan berbuat makar, Allah juga merancang dan mempunyai makar, sesungguhnya Allah sebaik-baik perancang dan pembuat makar. Allahu Akbar!!!. Dan jika kita percaya akan hal ini, maka kita memiliki kekuatan dan keyakinan.
Wa makaru wa makarallah, wallahul khairul makirin” (orang-orang kuffar itu membuat makar, dan Allah pun membuat makar untuk mereka, dan Allah adalah sebaik-baik pembalas makar) -
cash. وَمَكَرُوْا وَمَكَرَ اللّٰهُ ۗوَاللّٰهُ خَيْرُ الْمَاكِرِيْنَ wa makarụ wa makarallāh, wallāhu khairul-mākirīn Dan mereka orang-orang kafir membuat tipu daya, maka Allah pun membalas tipu daya. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya. Navigasi pos
Wa makaru wa makarallah وَمَكَرُوْا وَمَكَرَ اللّٰهُ Sepenggal kalimat di Quran surat Ali Imran 354, yang secara arti diputar-putar dan diubah-ubah ngga karu-karuan. Sebuah kalimat yang sangat mudah pengartiannya karena kalimat tersebut berkata bahwa siapa yang me- makar مَكَر akan di-makar oleh Allah اللّٰهُ . Jadi menurut ayat tersebut, arti harafiahnya adalah jangan macam-macam dalam urusan makar, karena dalam urusan makar me-makar Allah اللّٰهُ -lah jagonya, karena Allah adalah yang nomor satu, khair خَيْرُ , dalam hal makar me-makar. Jadi apa artinya makar مَكَر ? Ingat peristiwa G 30 S PKI ? Peristiwa tersebut disebut makar Pemerintahan Soekarno dibodoh-bodohi oleh timnya Untung CS yang konon adalah antek PKI. Manusia boleh berhasil me-makar-i manusia lain, tetapi kalau sampai ada manusia berani me-makar-i Allah اللّٰهُ , maka Allah akan me-makar-i orang itu lebih lagi. Jangan mem-bodohi Allah اللّٰهُ karena Allah اللّٰهُ akan membodohimu lebih lagi. Wah. Kok begitu? Karena Allah اللّٰهُ adalah pembodoh nomor satu! Luar biasa memang Allah اللّٰهُ Islam ini. Terdapat beberapa Muslim yang mengklaim bahwa terjemahan yang saya lakukan terhadap Quran Ali Imran 354 adalah tidak tepat. Dan dengan tulisan ini, saya ingin memberikan pembuktian bahwa klaim mereka adalah klaim yang palsu, sama halnya dengan Allah الله mereka yang palsu. Untuk sementara, mari kita mencoba untuk menggunakan terjemahan-terjemahan dari para Muslim tersebut untuk ayat itu dan berikut ini adalah analisisnya. Terjemahan Departemen Agama dari Quran Surat Ali-Imran 354 adalah yang juga dipakai dari website وَمَكَرُوْا وَمَكَرَ اللّٰهُ ۗوَاللّٰهُ خَيْرُ الْمَاكِرِيْنَ wa makarụ wa makarallāh, wallāhu khairul-mākirīn Dan mereka orang-orang kafir membuat tipu daya, maka Allah pun membalas tipu daya. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya. Quran 354 Perhatikan bahwa pihak Muslim dengan sengaja merubah kata-kata tersebut dari teks asli dalam bahasa Arab. Seharusnya, teks “wallahu khairul makirin” itu diterjemahkan sebagai “Dan Allah adalah penipu terbaik karena خَيْرُ khairu berarti terbaik/nomor satu dan الْمَاكِرِيْنَ al makirin artinya adalah penipu/licik. Perhatikan kata مَكَرُوْا makaru yang dipakai diberi embel-embel orang-orang kafir’ dalam tanda kurung., padahal kata tersebut yang berarti tipu daya juga digunakan untuk Allah الله. Artinya baik orang maupun Allah الله semua melakukan makaru, saling melakukan tipu menipu. Allah الله lebih baik tipuannya ketimbang mereka yang mau mencoba menipu Dia. Mengapa? Lha wong Allah الله yang terbaik. Allah الله tidak mau menjadi nomor dua. Dia lah yang terbaik dalam menipu. Jadi, kaum Muslim dengan sengaja merubah makna dari ayat tersebut sebagai upaya menutupi tindakan Allah الله mereka yang juga melakukan penipuan. Sekarang kita bisa memahami mengapa kaum Muslim berupaya sekuat mungkin untuk menutupi kebenaran ini dan Allah الله mereka yang melakukan tindakan tercela yaitu merancangkan suatu tipuan jahat. Doa favorit dari Muhammad, “…buatlah tipu daya untuk keberhasilanku dan jangan Engkau membuat tipu daya untuk mencelakai diriku..“ حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ الْحَفَرِيُّ عَنْ سُفْيَانَ الثَّوْرِيِّ عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْحَارِثِ عَنْ طُلَيْقِ بْنِ قَيْسٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدْعُو يَقُولُ رَبِّ أَعِنِّي وَلَا تُعِنْ عَلَيَّ وَانْصُرْنِي وَلَا تَنْصُرْ عَلَيَّ وَامْكُرْ لِي وَلَا تَمْكُرْ عَلَيَّ وَاهْدِنِي وَيَسِّرْ الْهُدَى لِي وَانْصُرْنِي عَلَى مَنْ بَغَى عَلَيَّ رَبِّ اجْعَلْنِي لَكَ شَكَّارًا لَكَ ذَكَّارًا لَكَ رَهَّابًا لَكَ مِطْوَاعًا لَكَ مُخْبِتًا إِلَيْكَ أَوَّاهًا مُنِيبًا رَبِّ تَقَبَّلْ تَوْبَتِي وَاغْسِلْ حَوْبَتِي وَأَجِبْ دَعْوَتِي وَثَبِّتْ حُجَّتِي وَسَدِّدْ لِسَانِي وَاهْدِ قَلْبِي وَاسْلُلْ سَخِيمَةَ صَدْرِي قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ قَالَ مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بِشْرٍ الْعَبْدِيُّ عَنْ سُفْيَانَ هَذَا الْحَدِيثَ نَحْوَهُ Telah menceritakan kepada kami [Mahmud bin Ghailan] telah menceritakan kepada kami [Abu Daud Al Hafari] dari [Sufyan Ats Tsauri] dari [Amr bin Murrah] dari [Abdullah bin Al Harits] dari [Thulaiq bin Qais] dari [Ibnu Abbas] ia berkata; Nabi Shallallahu Alaihi Wasalam shallallahu alaihi wasallam berdoa dengan mengucapkan “ALLAAHUMMA A’INNII WA LAA TU’IN ALAYYA WANSHURNII WA LAA TANSHUR ALAYYA, WAMKUR LII WA LAA TAMKUR ALAYYA, WAHDINII WA YASSIR Al HUDAA LII, WANSHURNII ALAA MAN BAGHAA ALAYYA. RABBIJ’ALNII LAKA SYAKKAARAN LAKA, DZAKKAARAN LAKA RAHHAABAN LAKA MITHWAA’AN LAKA MUKHBITAN ILAIKA, AWWAAHAN MUNIIBAN. RABBI TAQABBAL TAUBATII AGHSIL HAUBATII WA AJIB DA’WATII WA TSABBIT HUJJATII, WA SADDID LISAANII WAHDI QALBII WASLUL SAKHIIMATA SHADRII” Ya Allah, bantulah aku dan jangan Engkau bantu musuhku untuk mengalahkanku, dan tolonglah aku dan jangan Engkau tolong musuhku untuk mengalahkanku, buatlah tipu daya untuk keberhasilanku dan jangan Engkau membuat tipu daya untuk mencelakai diriku. Berilah aku petunjuk dan mudahkanlah petunjuk untukku, dan tolonglah aku melawan orang yang melampui batas terhadapku. Wahai Tuhanku, jadikanlah aku orang yang senantiasa bersyukur kepadaMu, senantiasa ingat kepadaMu, senantiasa takut serta taat kepadaMu, bertaubat kepadaMu, dan senantiasa kembali kepadaMu. Wahai Tuhanku, terimalah taubatku, cucilah dosaku, dan kabulkan doaku, kokohkan hujjahku, luruskan lidahku, tunjukilah hatiku, dan hilangkanlah kedengkian hatiku.! Abu Isa berkata; hadits ini adalah hadits hasan shahih. [Mahmud bin Ghailan] berkata; dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Bisyr Al Abdi] dari [Sufyan] sepeti hadits ini. Tirmidzi 3424 Jika kaum Muslimin menolak untuk melontarkan tuduhan kepada Allah الله bahwa Ia merencanakan suatu tindakan kejahatan tipu daya, mengapa `Nabi` Muhammad memanjatkan doa penting itu kepada Allah الله? Dan, jangan lupa pada masa sekarang, doa ini adalah salah satu doa permohonan yang tergolong penting yang sering dipanjatkan oleh para kaum Muslim dalam tayangan TV atau radio. Quran Surah Al-Baqarah 2253 تِلْكَ الرُّسُلُ فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ عَلٰى بَعْضٍۘ مِنْهُمْ مَّنْ كَلَّمَ اللّٰهُ وَرَفَعَ بَعْضَهُمْ دَرَجٰتٍۗ وَاٰتَيْنَا عِيْسَى ابْنَ مَرْيَمَ الْبَيِّنٰتِ وَاَيَّدْنٰهُ بِرُوْحِ الْقُدُسِۗ وَلَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ مَا اقْتَتَلَ الَّذِيْنَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ مِّنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَتْهُمُ الْبَيِّنٰتُ وَلٰكِنِ اخْتَلَفُوْا فَمِنْهُمْ مَّنْ اٰمَنَ وَمِنْهُمْ مَّنْ كَفَرَ ۗوَلَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ مَا اقْتَتَلُوْاۗ وَلٰكِنَّ اللّٰهَ يَفْعَلُ مَا يُرِيْدُ tilkar-rusulu faḍḍalnā ba’ḍahum alā ba’ḍ, min-hum mang kallamallāhu wa rafa’a ba’ḍahum darajāt, wa ātainā īsabna maryamal-bayyināti wa ayyadnāhu birụḥil-qudus, walau syā`allāhu maqtatalallażīna mim ba’dihim mim ba’di mā jā`at-humul-bayyinātu wa lākinikhtalafụ fa min-hum man āmana wa min-hum mang kafar, walau syā`allāhu maqtatalụ, wa lākinnallāha yaf’alu mā yurīd Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian mereka dari sebagian yang lain. Di antara mereka ada yang langsung Allah berfirman dengannya dan sebagian lagi ada yang ditinggikan-Nya beberapa derajat. Dan Kami beri Isa putra Maryam beberapa mukjizat dan Kami perkuat dia dengan Rohulkudus. Kalau Allah menghendaki, niscaya orang-orang setelah mereka tidak akan berbunuh-bunuhan, setelah bukti-bukti sampai kepada mereka. Tetapi mereka berselisih, maka ada di antara mereka yang beriman dan ada pula yang kafir. Kalau Allah menghendaki, tidaklah mereka berbunuh-bunuhan. Tetapi Allah berbuat menurut kehendak-Nya. Quran 2253 Tafsir Ibnu Abbas atas Quran 2253 berbunyi demikian …[sebagian dari mereka bercaya] pada setiap Kitab dan Rasul [dan sebagian tidak percaya] pada Kitab-Kitab itu dan para rasul. [Dan jika Allah menghendakinya, mereka akan tidak akan berperang antara satu dengan yang lainnya] mereka tidak akan berbeda pendapat antara satu dengan dengan yang lainnya dalam hal agama tersebut; [namun Allah melaksanakan apa yang Ia kehendaki] atas hamba- hambaNya Tafsir Ibnu Abbas Seperti yang dapat kita baca bersama, ayat itu menyatakan “Kalau Allah الله menghendaki, niscaya orang-orang setelah mereka tidak akan berbunuh-bunuhan. … Tetapi Allah الله berbuat menurut kehendak-Nya” Jadi, rencana siapakah yang mengakibatkan orang-orang tersebut saling berperang? Itu adalah Allah الله. Dan, bagaimanakah peristiwa itu sampai terjadi? Melalui perencanaan dan penipuan. Dan, mengapa umat manusia tidak memiliki satu kepercayaan saja? Karena, Allah الله -lah yang merencanakannya. Quran 548 وَاَنْزَلْنَآ اِلَيْكَ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتٰبِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ وَلَا تَتَّبِعْ اَهْوَاۤءَهُمْ عَمَّا جَاۤءَكَ مِنَ الْحَقِّۗ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَّمِنْهَاجًا ۗوَلَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ لَجَعَلَكُمْ اُمَّةً وَّاحِدَةً وَّلٰكِنْ لِّيَبْلُوَكُمْ فِيْ مَآ اٰتٰىكُمْ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرٰتِۗ اِلَى اللّٰهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيْعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيْهِ تَخْتَلِفُوْنَۙ wa anzalnā ilaikal-kitāba bil-ḥaqqi muṣaddiqal limā baina yadaihi minal-kitābi wa muhaiminan alaihi faḥkum bainahum bimā anzalallāhu wa lā tattabi’ ahwā`ahum ammā jā`aka minal-ḥaqq, likullin ja’alnā mingkum syir’ataw wa min-hājā, walau syā`allāhu laja’alakum ummataw wāḥidataw wa lākil liyabluwakum fī mā ātākum fastabiqul-khairāt, ilallāhi marji’ukum jamī’an fa yunabbi`ukum bimā kuntum fīhi takhtalifụn Dan Kami telah menurunkan Kitab Al-Qur’an kepadamu Muhammad dengan membawa kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjaganya, maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti keinginan mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk setiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Kalau Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat saja, tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu diberitahukan-Nya kepadamu terhadap apa yang dahulu kamu perselisihkan Quran 548 Bagaimanakah cara Allah الله mengambil tindakan terhadap umat manusia di saat itu? Allah الله -lah yang menjadi sutradara semuanya Allah الله menjadikan sebagian orang-orang beriman kepadanya, dan Allah الله pula yang menjadikan yang lainnya menjadi umat Kristen dan umat Yahudi. Allah الله -la yang menentukan takdir dari setiap orang melalui perencanaan yang telah dibuatnya terlebih dahulu sebelum seorang manusia diciptakan. Maka dari itu, dengan sengaja dan sesuai keinginan-Nya, Allah الله juga dapat menentukan dan menanamkan kepercayaan “yang salah” kepada seseorang. Jadi, dengan kata lain, Allah الله pula yang membuat seseorang berada dalam kesesatan. Bukankah hal itu suatu tindakan yang mengandung tipu-daya? Kita baca lagi dari Quran 6107 وَلَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ مَآ اَشْرَكُوْاۗ وَمَا جَعَلْنٰكَ عَلَيْهِمْ حَفِيْظًاۚ وَمَآ اَنْتَ عَلَيْهِمْ بِوَكِيْلٍ walau syā`allāhu mā asyrakụ, wa mā ja’alnāka alaihim ḥafīẓā, wa mā anta alaihim biwakīl Dan sekiranya Allah menghendaki, niscaya mereka tidak mempersekutukan-Nya. Dan Kami tidak menjadikan engkau penjaga mereka; dan engkau bukan pula pemelihara mereka. Quran 6107 Mengapa mereka mempersekutukanNya menyembah patung dan lain lain? Karena hal itu adalah kehendak Allah الله. Quran 6112 berbunyi seperti berikut وَكَذٰلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيٰطِيْنَ الْاِنْسِ وَالْجِنِّ يُوْحِيْ بَعْضُهُمْ اِلٰى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُوْرًا ۗوَلَوْ شَاۤءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوْهُ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُوْنَ wa każālika ja’alnā likulli nabiyyin aduwwan syayāṭīnal-insi wal-jinni yụḥī ba’ḍuhum ilā ba’ḍin zukhrufal-qauli gurụrā, walau syā`a rabbuka mā fa’alụhu fa żar-hum wa mā yaftarụn Dan demikianlah untuk setiap nabi Kami menjadikan musuh yang terdiri dari setan-setan manusia dan jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan yang indah sebagai tipuan. Dan kalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak akan melakukannya, maka biarkanlah mereka bersama apa kebohongan yang mereka ada-adakan. Quran 6112 Berdasarkan ayat di tersebut, kita dapat menarik kesimpulan sebagai berikut 1. Yang ditunjuk untuk menjadi musuh bagi setiap nabi adalah setan-setan, dari jenis manusia dan jin. 2. Lalu apa tujuan dari tindakan penunjukan tersebut? Yaitu untuk membisikkan perkataan yang indah sebagai tipuan 3. Jadi bagaimana caranya? Dengan tipuan! 4. Jadi, para setan adalah para pekerja suruhan Allah الله yang diperintahkan Allah الله untuk memenuhi rencan-Nya, yaitu menipu. 5. Hal tersebut ditegaskan lagi dalam kalimat “Dan kalau Tuhanmu menghendaki, terjemahan berbunyi “Dan kalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak akan melakukannya.” Quran 1693 وَلَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ لَجَعَلَكُمْ اُمَّةً وَّاحِدَةً وَّلٰكِنْ يُّضِلُّ مَنْ يَّشَاۤءُ وَيَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُۗ وَلَتُسْـَٔلُنَّ عَمَّا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ walau syā`allāhu laja’alakum ummataw wāḥidataw wa lākiy yuḍillu may yasyā`u wa yahdī may yasyā`, wa latus`alunna ammā kuntum ta’malụn Dan jika Allah menghendaki niscaya Dia menjadikan kamu satu umat saja, tetapi Dia menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Tetapi kamu pasti akan ditanya tentang apa yang telah kamu kerjakan. Quran 1693 Perhatikan ayat Quran 1693 berbunyi “…Dia menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki …”. Jelas ayat tersebut menunjukkan bahwa Allah الله-lah yang menuntun kita kepada jalan yang benar dan juga kepada jalan yang salah dituntun, atau malah ditipu. Bukankah seharusnya setan yang membuat kita tidak menuruti terhadap ajaran Islam? Namun ayat itu malah menunjukkan kalau Allah الله sendiri lah pelakunya. Sekarang, mari kita tunjuk langsung pelakunya dan tidak perlu berputar-putar kemana-mana lagi. Mari kita cek dan baca langsung dari Quran 4142-143 142اِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ يُخٰدِعُوْنَ اللّٰهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْۚ وَاِذَا قَامُوْٓا اِلَى الصَّلٰوةِ قَامُوْا كُسَالٰىۙ يُرَاۤءُوْنَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ اِلَّا قَلِيْلًاۖ 142innal-munāfiqīna yukhādi’ụnallāha wa huwa khādi’ụhum, wa iżā qāmū ilaṣ-ṣalāti qāmụ kusālā yurā`ụnan-nāsa wa lā yażkurụnallāha illā qalīlā 142Sesungguhnya orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allah-lah yang menipu mereka. Apabila mereka berdiri untuk salat, mereka lakukan dengan malas. Mereka bermaksud ria ingin dipuji di hadapan manusia. Dan mereka tidak mengingat Allah kecuali sedikit sekali. 143مُّذَبْذَبِيْنَ بَيْنَ ذٰلِكَۖ لَآ اِلٰى هٰٓؤُلَاۤءِ وَلَآ اِلٰى هٰٓؤُلَاۤءِ ۗ وَمَنْ يُّضْلِلِ اللّٰهُ فَلَنْ تَجِدَ لَهٗ سَبِيْلًا 143mużabżabīna baina żālika lā ilā hā`ulā`i wa lā ilā hā`ulā`, wa may yuḍlilillāhu fa lan tajida lahụ sabīlā 143Mereka dalam keadaan ragu antara yang demikian iman atau kafir, tidak termasuk kepada golongan ini orang beriman dan tidak pula kepada golongan itu orang kafir. Barangsiapa dibiarkan sesat oleh Allah, maka kamu tidak akan mendapatkan jalan untuk memberi petunjuk baginya. Quran 4142-143 Tentu sangat aneh kalau kaum Muslim malah kemudian marah ketika kita menyatakan sesuatu yang didasarkan pada buku-buku Islam sendiri, bahwa Islam didasarkan atas tipuan dan `Nabi` Muhammad sendiri juga menipu orang-orang. Bahkan, `Nabi` Muhammad juga menipu seorang Muslim yang tidak menghormatinya sepenuh hati. Mari kita baca dalam hadis berikut ini حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ عَمْرِو بْنِ دِينَارٍ عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ لِكَعْبِ بْنِ الْأَشْرَفِ فَإِنَّهُ قَدْ آذَى اللَّهَ وَرَسُولَهُ قَالَ مُحَمَّدُ بْنُ مَسْلَمَةَ أَتُحِبُّ أَنْ أَقْتُلَهُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ نَعَمْ قَالَ فَأَتَاهُ فَقَالَ إِنَّ هَذَا يَعْنِي النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ عَنَّانَا وَسَأَلَنَا الصَّدَقَةَ قَالَ وَأَيْضًا وَاللَّهِ لَتَمَلُّنَّهُ قَالَ فَإِنَّا قَدْ اتَّبَعْنَاهُ فَنَكْرَهُ أَنْ نَدَعَهُ حَتَّى نَنْظُرَ إِلَى مَا يَصِيرُ أَمْرُهُ قَالَ فَلَمْ يَزَلْ يُكَلِّمُهُ حَتَّى اسْتَمْكَنَ مِنْهُ فَقَتَلَهُ Telah bercerita kepada kami [Qutaibah bin Sa’id] telah bercerita kepada kami [Sufyan] dari [Amru bin Dinar] dari [Jabir bin Abdullah radliallahu anhuma] bahwa Nabi Shallallahu’alaihiwasallam berkata “Siapa yang dapat menghadapi Ka’ab bin Al Asyrof karena dia telah menyakiti Allah dan Rosul-Nya?”. Muhammad bin Maslamah berkata “Apakah Baginda suka bila aku membunuhnya, wahai Rasulullah?”. Beliau menjawab “Ya”. Dia berkata “Maka aku mendatanginya lalu Ka’b berkata “Orang ini, maksudnya Nabi Shallallahu’alaihi wasallam telah meminta tolong dan meminta shodaqoh kepada kita”. Dia berkata “Dan juga, demi Allah, pasti kamu akan meninggalkannya”. Kata Muhammad, “Sungguh kami telah mengikutinya dan kami tidak mau bila meninggalkannya hingga kami melihat apa yang akan terjadi dengan urusannya”. Dia berkata “Dia terus saja berkata-kata hingga setelah ada kesempatan Muhammad membunuhnya. Sahih Bukhari 2806 Ka’ab bin Al Asyrof dibunuh `Nabi` dengan ditipu bahwa seolah Nabi’ minta tolong dan meminta shodaqoh kepadanya. Ka’ab tidak sadar sedang akan dibunuh, dan dia masih berkata-kata ketika `Nabi` membunuhnya. Jika kita tidak melakukan dosa, Allah الله akan membunuh kita حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ جَعْفَرٍ الْجَزَرِيِّ عَنْ يَزِيدَ بْنِ الْأَصَمِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَوْ لَمْ تُذْنِبُوا لَذَهَبَ اللَّهُ بِكُمْ وَلَجَاءَ بِقَوْمٍ يُذْنِبُونَ فَيَسْتَغْفِرُونَ اللَّهَ فَيَغْفِرُ لَهُمْ Telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Rafi’] telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq] telah mengabarkan kepada kami [Ma’mar] dari [Ja’far Al Jazari] dari [Yazid bin Al Asham] dari [Abu Hurairah] dia berkata; “Rasulullah shallallahu alaihi wasallam telah bersabda Demi Dzat yang jiwaku di tangannya, seandainya kamu sekalian tidak berbuat dosa sama sekali, niscaya Allah akan memusnahkan kalian. Setelah itu, Allah akan mengganti kalian dengan umat yang pernah berdosa. Kemudian mereka akan memohon ampunan kepada Allah dan Allah pun pasti akan mengampuni mereka.’” Sahih Muslim 4936 Mari kita simak hadis tersebut dengan baik bahwa Allah الله hanya akan membunuh mereka yang tidak berbuat dosa! Ini membuktikan kalau Al Quran hanya copasan cerita Alkitab yang menceritakan tentang kisah air bah di masa Nuh yang dimasukkan oleh `Nabi` ke dalam Quran 1140-44 Alkitab berkisah tentang Elohim yang melenyapkan “orang-orang yang jahat” dan menyelamatkan orang-orang yang baik. Tetapi apa yang kita baca dari hadis di atas malah Allah الله justru melakukan hal yang sebaliknya! Ini bertentangan dengan logika hukuman dan pahala, yaitu bahwa hukuman ditimpakan hanya bagi orang-orang yang melakukan kejahatan, seperti yang tertulis dalam ayat Quran berikut ini 40حَتّٰىٓ اِذَا جَاۤءَ اَمْرُنَا وَفَارَ التَّنُّوْرُۙ قُلْنَا احْمِلْ فِيْهَا مِنْ كُلٍّ زَوْجَيْنِ اثْنَيْنِ وَاَهْلَكَ اِلَّا مَنْ سَبَقَ عَلَيْهِ الْقَوْلُ وَمَنْ اٰمَنَ ۗوَمَآ اٰمَنَ مَعَهٗٓ اِلَّا قَلِيْلٌ 40ḥattā iżā jā`a amrunā wa fārat-tannụru qulnaḥmil fīhā ming kullin zaujainiṡnaini wa ahlaka illā man sabaqa alaihil-qaulu wa man āman, wa mā āmana ma’ahū illā qalīl 40Hingga apabila perintah Kami datang dan tanur dapur telah memancarkan air, Kami berfirman, “Muatkanlah ke dalamnya kapal itu dari masing-masing hewan sepasang jantan dan betina, dan juga keluargamu kecuali orang yang telah terkena ketetapan terdahulu dan muatkan pula orang yang beriman.” Ternyata orang-orang beriman yang bersama dengan Nuh hanya sedikit. 41۞ وَقَالَ ارْكَبُوْا فِيْهَا بِسْمِ اللّٰهِ مَجْرٰ۪ىهَا وَمُرْسٰىهَا ۗاِنَّ رَبِّيْ لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ 41wa qālarkabụ fīhā bismillāhi majrhā wa mursāhā, inna rabbī lagafụrur raḥīm 41Dan dia berkata, “Naiklah kamu semua ke dalamnya kapal dengan menyebut nama Allah pada waktu berlayar dan berlabuhnya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang.” 42وَهِيَ تَجْرِيْ بِهِمْ فِيْ مَوْجٍ كَالْجِبَالِۗ وَنَادٰى نُوْحُ ِۨابْنَهٗ وَكَانَ فِيْ مَعْزِلٍ يّٰبُنَيَّ ارْكَبْ مَّعَنَا وَلَا تَكُنْ مَّعَ الْكٰفِرِيْنَ 42wa hiya tajrī bihim fī maujing kal-jibāl, wa nādā nụḥunibnahụ wa kāna fī ma’ziliy yā bunayyarkam ma’anā wa lā takum ma’al-kāfirīn 42Dan kapal itu berlayar membawa mereka ke dalam gelombang laksana gunung-gunung. Dan Nuh memanggil anaknya, ketika dia anak itu berada di tempat yang jauh terpencil, “Wahai anakku! Naiklah ke kapal bersama kami dan janganlah engkau bersama orang-orang kafir.” 43قَالَ سَاٰوِيْٓ اِلٰى جَبَلٍ يَّعْصِمُنِيْ مِنَ الْمَاۤءِ ۗقَالَ لَا عَاصِمَ الْيَوْمَ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِ اِلَّا مَنْ رَّحِمَ ۚوَحَالَ بَيْنَهُمَا الْمَوْجُ فَكَانَ مِنَ الْمُغْرَقِيْنَ 43qāla sa`āwī ilā jabaliy ya’ṣimunī minal-mā`, qāla lā āṣimal-yauma min amrillāhi illā mar raḥim, wa ḥāla bainahumal-mauju fa kāna minal-mugraqīn 43Dia anaknya menjawab, “Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat menghindarkan aku dari air bah!” Nuh berkata, “Tidak ada yang melindungi dari siksaan Allah pada hari ini selain Allah yang Maha Penyayang.” Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka dia anak itu termasuk orang yang ditenggelamkan. 44وَقِيْلَ يٰٓاَرْضُ ابْلَعِيْ مَاۤءَكِ وَيَا سَمَاۤءُ اَقْلِعِيْ وَغِيْضَ الْمَاۤءُ وَقُضِيَ الْاَمْرُ وَاسْتَوَتْ عَلَى الْجُوْدِيِّ وَقِيْلَ بُعْدًا لِّلْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَ 44wa qīla yā arḍubla’ī mā`aki wa yā samā`u aqli’ī wa gīḍal-mā`u wa quḍiyal-amru wastawat alal-jụdiyyi wa qīla bu’dal lil-qaumiẓ-ẓālimīn 44Dan difirmankan, “Wahai bumi! Telanlah airmu dan wahai langit hujan! berhentilah.” Dan air pun disurutkan, dan perintah pun diselesaikan dan kapal itupun berlabuh di atas gunung Judi, dan dikatakan, “Binasalah orang-orang zalim.” Quran 1140-44 Kisah ini juga diambil dari Alkitab, namun ditambah cerita palsu yang diselipkan `Nabi` Muhammad ke dalamnya. Jika kita baca dan perhatikan dalam Alkitab pada Kitab Kejadian 1826, Elohim Tuhan dari kaum Kristen dan kaum Yahudi sebenarnya mempunyai niat untuk membatalkan penghukuman tersebut jika saja setidaknya ada 50 orang yang saleh dari seluruh jumlah penduduk kota itu. Sedangkan menurut hadis Sahih Muslim yang dilakukan oleh Allah الله dari Islam adalah “… Allah الله .akan memusnahkan kalian. Setelah itu, Allah الله akan mengganti kalian dengan umat yang pernah berdosa.“ Mari kita baca lagi dan membandingkannya dengan ayat dari Alkitab yang berbunyi seperti berikut ini TUHAN berfirman “Jika Kudapati lima puluh orang benar dalam kota Sodom, Aku akan mengampuni seluruh tempat itu karena mereka” Kejadian 1826 Dari referensi hadis di atas, kita dapat menyimpulkan poin-poin di bawah ini untuk mengerti mentalitas dan sifat dari Allah الله , yaitu bagaimana dia berpikir, apa yang diinginkan-Nya dan dituntut-Nya, apa saja yang membuat-Nya senang, dan apa saja yang membangkitkan amarah-Nya 1. Allah الله membutuhkan dosa-dosa kita. 2. Dosa-dosa kita mendatangkan sukacita bagi Allah الله , dan Dia bergembira saat kita meminta ampun. 3. Allah الله tidak akan ragu-ragu menghukum mati kita jika kita tidak melakukan dosa, atau Allah الله akan menghukum kita jika kita tidak memberikan sukacita bagi Dia dengan meminta ampun atas dosa-dosa kita! 4. Tipu daya adalah salah satu alat yang digunakan Allah الله . Dan tipuan tersebut adalah juga alat yang digunakan oleh Setan. Sejalan dengan tindakan tipu daya tersebut, Allah الله melakukan permainan “polisi baik dan polisi yang jahat” Allah الله mengambil peran sebagai pihak yang baik dan kita adalah para pemeran jahatnya. Dalam `permainan` itu, kita harus mengejar-ngejar Allah الله sambil memohon belas pengampunan dari-Nya. Namun di saat yang sama, Allah الله membuat kita melakukan dosa-dosa, dan skenario cerita itu diulang terus-menerus dari awal lagi. Begitulah caranya Allah الله menikmati dunia ciptaan-Nya dan memperoleh imbalan bagi diri-Nya sendiri yaitu dengan cara menimbulkan kekacauan dan tipu daya dan kemudian kita dibuat-Nya mati-matian berupaya menyenangkan-Nya dengan cara meminta ampun dari-Nya. 5. Tuhan yang dimiliki umat Kristen tidak menciptakan kita untuk tujuan mengemis-ngemis meminta pengampunan atas dosa, tetapi agar manusia dapat merasakan kemuliaan-Nya. Itulah sebabnya kita diajarkan untuk berkomunikasi dengan-Nya dan memanggil-Nya dengan sebutan “Bapa”. Bapa kita sangat berlawanan dengan Allah الله Islam. Bapa kita tidak akan memusnahkan kita jika kita tidak melakukan dosa. Bapa kita tidak akan menggantikan kita dengan orang yang suka berbuat dosa. Dan rancangan yang dilakukanNya bukanlah untuk memenuhi kebutuhan-Nya, tetapi sebagai perwujudan rasa kasih-Nya kepada kita. Dan Dia mengundang tiap-tiap orang untuk memiliki hubungan yang akrab dengan-Nya. Rancangan Allah الله adalah untuk menyerang Anda Jika anda memiliki buku Volume-1 yang berjudul “The Deception of Allah” Download terjemahannya di link ini Allah Khairul Makirin hal. 790, Anda akan dapat membaca hal seperti yang saya kutip di bawah ini Takdir dalam Islam Sahih Bukhari 6105 حَدَّثَنَا أَبُو الْوَلِيدِ هِشَامُ بْنُ عَبْدِ الْمَلِكِ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ أَنْبَأَنِي سُلَيْمَانُ الْأَعْمَشُ قَالَ سَمِعْتُ زَيْدَ بْنَ وَهْبٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ حَدَّثَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوقُ قَالَ إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا ثُمَّ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يَكُونُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يَبْعَثُ اللَّهُ مَلَكًا فَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعٍ بِرِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيدٌ فَوَاللَّهِ إِنَّ أَحَدَكُمْ أَوْ الرَّجُلَ يَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا غَيْرُ بَاعٍ أَوْ ذِرَاعٍ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا غَيْرُ ذِرَاعٍ أَوْ ذِرَاعَيْنِ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا قَالَ آدَمُ إِلَّا ذِرَاعٌ Telah menceritakan kepada kami [Abul Walid, Hisyam bin Abdul Malik] telah menceritakan kepada kami [Syu’bah] telah memberitakan kepadaku [Sulaiman Al A’masy] mengatakan, saya mendengar [Zaid bin Wahab] dari [Abdullah] mengatakan, telah menceritakan kepada kami Rasulullah shallallahu alaihi wasallam seorang yang jujur lagi di benarkan, bersabda “Sungguh salah seorang diantara kalian dihimpun dalam perut ibunya selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal darah juga seperti itu, kemudian menjadi segumpal daging juga seperti itu, kemudian Allah mengutus malaikat dan diperintahkannya dengan empat hal, rejekinya, ajalnya, sengsara ataukah bahagia, demi Allah, sungguh salah seorang diantara kalian, atau sungguh ada seseorang yang telah mengamalkan amalan-amalan penghuni neraka, sehingga tak ada jarak antara dia dan neraka selain sehasta atau sejengkal, tetapi takdir mendahuluinya sehingga ia mengamalkan amalan penghuni surga sehingga ia memasukinya. Dan sungguh ada seseorang yang mengamalkan amalan-amalan penghuni surga, sehingga tak ada jarak antara dia dan neraka selain sehasta atau dua hasta, lantas takdir mendahuluinya sehingga ia melakukan amalan-amalan penghuni neraka sehingga ia memasukinya.” Sedang [Adam] mengatakan dengan redaksi kecuali tinggal sehasta’. Sahih Bukhari 6105 1. Saya rasa, hadis tersebut adalah penjelasan yang cukup jelas dari `Nabi` Muhammad sendiri bahwa yang akan terjadi atas seluruh kehidupan anda sudah tertulis menjadi takdir bagi diri anda. Bukan perbuatan jahat ataupun perbuatan baik yang anda lakukan yang akan menjadi penentu di titik akhir, tanpa peduli anda sejahat apa pun atau sebaik apa pun. Semuanya, pada akhirnya, telah ditentukan dalam takdir yang telah dituliskan sebelumnya. Tentu ini adalah suatu kegilaan dari sistem kepercayaan ini! Siapa yang akan percaya kepada Allah الله setelah membaca hadis dan ayat ini? Dimana letaknya keadilan di dalam hal seperti itu? 2. Lalu, apa fungsinya berdoa, memberi amal atau melakukan kebaikan, sementara perintah Allah الله adalah bunuh kaum Kristen, kaum Hindu, kaum Buddhis, dan kaum Yahudi? 3. Pada akhirnya bukan apa yang anda lakukan yang berlaku, melainkan apa yang telah ditakdirkan Allah الله atau yang telah di-plot-kan oleh Allah الله yang akan terjadi, tanpa peduli keinginan dan harapan anda. Sementara itu, Yohanes 316 dalam Bahasa Indonesia berbunyi Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini , sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Yohanes 316 Kesimpulannya adalah bahwa Allah الله adalah tuhan yang tidak waras yang menderita gejala penyakit psikologis “low self-esteem““gejala kejiwaan menganggap diri sendiri adalah hina”. Perasaan-Nya “moody” “tidak stabil”, tidak terduga, dan penuh dengan amarah. Tidak seorang pun bisa mengerti tentang dia. Allah الله melakukan segala sesuatu hanya didasarkan pada dorongan dan kepentingan ego-Nya. Umat manusia adalah korban dari penipuan yang dilakukan oleh Allah الله Menurut saya, ini sudah jelas sebagai bukti bahwa Allah الله itu tidak lain adalah Setan yang berwujud sebagai tuhan. Pada akhirnya, rencana Allah الله adalah untuk menipu kaum Kristen وَمِنَ الَّذِيْنَ قَالُوْٓا اِنَّا نَصٰرٰٓى اَخَذْنَا مِيْثَاقَهُمْ فَنَسُوْا حَظًّا مِّمَّا ذُكِّرُوْا بِهٖۖ فَاَغْرَيْنَا بَيْنَهُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاۤءَ اِلٰى يَوْمِ الْقِيٰمَةِ ۗ وَسَوْفَ يُنَبِّئُهُمُ اللّٰهُ بِمَا كَانُوْا يَصْنَعُوْنَ wa minallażīna qālū innā naṣārā akhażnā mīṡāqahum fa nasụ haẓẓam mimmā żukkirụ bihī fa agrainā bainahumul-adāwata wal-bagḍā`a ilā yaumil-qiyāmah, wa saufa yunabbi`uhumullāhu bimā kānụ yaṣna’ụn Dan di antara orang-orang yang mengatakan, “Kami ini orang Nasrani,” Kami telah mengambil perjanjian mereka, tetapi mereka sengaja melupakan sebagian pesan yang telah diperingatkan kepada mereka, maka Kami timbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka hingga hari Kiamat. Dan kelak Allah akan memberitakan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Quran 514 Dalam upaya untuk membuat saya membenci saudara saya di dalam Kristus, anda harus melakukan tipuan kepada saya. Itu adalah tindakan yang jahat. Namun, pertanyaan yang muncul adalah mengapa Allah الله sangat membenci kaum Kristen? Yohanes 1518-19 berkata 18 Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu. 19 Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu.” 48 Yohanes 1518-19 Wahyu 129 berbunyi Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya. Wahyu 129 Kita akan mengakhiri topik tentang tipu daya Allah الله ini dengan ayat Quran hasil terjemahan yang dilakukan oleh pihak Muslim sendiri dari Quran 144 وَمَآ اَرْسَلْنَا مِنْ رَّسُوْلٍ اِلَّا بِلِسَانِ قَوْمِهٖ لِيُبَيِّنَ لَهُمْ ۗفَيُضِلُّ اللّٰهُ مَنْ يَّشَاۤءُ وَيَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ wa mā arsalnā mir rasụlin illā bilisāni qaumihī liyubayyina lahum, fa yuḍillullāhu may yasyā`u wa yahdī may yasyā`, wa huwal-azīzul-ḥakīm Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun, melainkan dengan bahasa kaumnya, agar dia dapat memberi penjelasan kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dia Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana. Quran 144 diambil dari buku Allah Khairul Makirin vol. 1 – Christian Prince
Wa Makaru Wa Makarallah Wallahu Khairul Makirin artinya adalah “Dan mereka merencanakan dan Allah Merencanakan, dan Allah adalah sebaik-baik Perencana”. Ayat ini terdapat dalam Al-Quran surat Ali Imran ayat 54. Ayat ini sering dipakai oleh banyak orang sebagai motivasi dalam menghadapi masalah atau musibah dalam hidup mereka. Namun, apa sebenarnya makna dari ayat ini? Mari kita pelajari bersama-sama. Makna Ayat Wa Makaru Wa Makarallah Wallahu Khairul Makirin Secara harfiah, “Wa Makaru Wa Makarallah Wallahu Khairul Makirin” berarti “Dan mereka merencanakan dan Allah Merencanakan, dan Allah adalah sebaik-baik Perencana”. Namun, jika kita melihat maknanya secara lebih dalam, ayat ini mengajarkan kepada kita bahwa ketika seseorang merencanakan sesuatu, maka Allah juga merencanakan sesuatu untuknya. Tidak ada satupun rencana manusia yang dapat berhasil tanpa izin dan bantuan dari Allah SWT. Hal ini juga menegaskan bahwa Allah SWT adalah sebaik-baik perencana dalam hidup kita. Kita mungkin merasa bahwa rencana kita tidak berjalan sesuai dengan yang kita harapkan, namun pada akhirnya, Allah SWT selalu memberikan yang terbaik untuk kita. Oleh karena itu, kita harus selalu berserah diri kepada Allah SWT dan mempercayakan hidup kita sepenuhnya kepada-Nya. Contoh Penerapan Ayat Wa Makaru Wa Makarallah Wallahu Khairul Makirin Ada banyak contoh penerapan ayat Wa Makaru Wa Makarallah Wallahu Khairul Makirin dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, ketika seseorang mengalami kegagalan dalam pekerjaan atau bisnisnya, ia dapat mengambil hikmah dari ayat ini dan merenungkan bahwa mungkin ada rencana yang lebih baik dari Allah SWT untuk dirinya. Contoh lainnya adalah ketika seseorang menghadapi masalah dalam kehidupan pribadinya, seperti masalah percintaan atau keluarga. Ayat ini mengajarkan kepada kita bahwa tidak ada yang lebih baik dalam merencanakan kehidupan kita selain Allah SWT. Oleh karena itu, kita harus selalu berserah diri kepada-Nya dan mempercayakan hidup kita sepenuhnya kepada-Nya. Arti Wa Makaru Wa Makarallah Wallahu Khairul Makirin dalam Kehidupan Beragama Bagi umat muslim, ayat Wa Makaru Wa Makarallah Wallahu Khairul Makirin juga memiliki arti yang penting dalam kehidupan beragama. Ayat ini mengajarkan kepada kita bahwa Allah SWT adalah sebaik-baik Perencana dalam hidup kita, dan tidak ada yang lebih baik dalam merencanakan kehidupan kita selain Allah SWT. Hal ini juga mengajarkan kepada kita untuk selalu berserah diri kepada Allah SWT dan mempercayakan hidup kita sepenuhnya kepada-Nya. Dalam kehidupan beragama, ini berarti kita harus selalu berdoa dan beribadah kepada Allah SWT serta mengikuti segala perintah-Nya. Kesimpulan Demikianlah artikel tentang “Wa Makaru Wa Makarallah Wallahu Khairul Makirin Artinya” yang dapat kita pelajari bersama-sama. Ayat ini mengajarkan kepada kita bahwa ketika seseorang merencanakan sesuatu, maka Allah juga merencanakan sesuatu untuknya. Allah SWT adalah sebaik-baik perencana dalam hidup kita dan tidak ada yang lebih baik dalam merencanakan kehidupan kita selain Allah SWT. Kita harus selalu berserah diri kepada Allah SWT dan mempercayakan hidup kita sepenuhnya kepada-Nya. Dalam kehidupan beragama, ini berarti kita harus selalu berdoa dan beribadah kepada Allah SWT serta mengikuti segala perintah-Nya. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua.
wa makaru wa makarallah wallahu khairul makirin artinya